Thursday, November 25, 2004

Sekretarisku.. Tempat Curhatku..

"Aduh, mbak, mudah-mudahan aja yaa dengan keikutsertaan saya di kegiatan Reader's Digest, saya bisa tambah deket sama dia.."

Berprofesi sebagai sekretaris itu sudah menjadi keinginan gue dari sejak SMA. Awalnya sih waktu gue SMP bokap gue bilang supaya gue kuliah di LPK Tarakanita supaya bisa jadi sekretaris seperti tante gue, Tante Ani. Dan gue setuju!

Setelah lulus dari SMU Asisi gue masuk LPK Tarakanita yang ternyata pendidikannya susaaaaaaaah banget... dan akhirnya gue lamaaaaaaaaa banget lulusnya.. hahahahaha... karena gue terlalu santai juga sih! Tapi gue bangga menjadi salah satu mahasiswi di Tarki.

Akhirnya, tepat tanggal 27 Agustus 2003 mulai bekerjalah gue di sebuah perusahaan media yang cukup besar, Femina Group, tepatnya di bagian redaksi Reader's Digest Indonesia (lisensi dari Reader's Digest, Pleasantville, New York, US) menjadi Sekretaris Redaksi. Kerja disini suasananya sangat menyenangkan, sekali lagi, suasananya, huehehehehe! Setiap hari model keluar masuk untuk pemotretan, artis keluar masuk untuk pemotretan & wawancara, pokoknya ada aja dehhh yang dateng.. Mulai dari artis lokal sampe luar negeri.

Ternyata, sekretaris itu kerjaannya nggak cuma daily duty yang umum saja, lho.. Nggak jarang ada pembaca yang nelepon ataupun dateng ke kantor cuma untuk CURHAT!!! Huahahahahaha... gue juga bingung kok bisa gitu..

Scene 1.
Seorang Bapak datang dateng ke kantor gue.


"Saya nggak bisa memilih salah satu dari kedua majalah ini!", sambil memegang majalah Reader's Digest di tangan kanan dan majalah Intisari di tangan kiri (FYI, menurut orang-orang, kedua majalah ini saling berkompetisi, walopun menurut gue isinya beda banget).
"Kenapa nggak bisa, Pak?"
"Karena dua-duanya berguna sekali buat saya. RD punya sesuatu yang Intisari nggak punya, begitu juga sebaliknya. Tau nggak, mbak?! Koleksi RD saya dari beberapa tahun lalu yang bahasa Inggris masih ada lho....."


... sampe 1 jam kita membahas kedua majalah itu...


Scene 2.
Seorang Bapak datang ke kantor dengan membawa flashdrive berisi cerita humor-humornya.

"Mbak Uthe ya? Beberapa waktu lalu saya pernah ngirim 50 buah cerita humor melalui humor, sudah diterima belum, mbak? Nama saya Bapak Michael**"
"Ditunggu, Pak. Saya lihat dulu. Oh iya, sudah diterima dengan baik."
"Bagaimana, mbak? Humor saya layak untuk dimuat di RD, nggak?"
"Wah, kalau soal itu tergantung dari Editor saya, Pak."
"Kira-kira kapan, ya, bisa dimuat di RD?"
"Cerita humor yang masuk di redaksi sifatnya timeless, nggak bisa dipastikan akan masuk di edisi kapan, begitu juga dengan cerita humor Bapak."
"Tolong lah, mbak... Saya sedang butuh uang sekali, nih.. Mbak bisa tolong saya kan?"

...akhirnya gue serahkan ke boss gue, gue udah speechless...

Scene 3.
Seorang wanita muda berumur 27 tahun nelp gue untuk reservasi kegiatan RD.

"Mbak, saya mau ikutan Kine Club, saya bisa daftar ke mbak?"
"Bisa, mbak.. Atas nama siapa dan berapa orang?"
"Atas nama Regina** dan saya boleh ajak temen ya?"
"Oh.. tentu boleh, mbak.."
"Tapi ini laki-laki, nggak apa-apa, mbak?"
"Ya nggak apa-apa.. cewek boleh, cowok boleh, tengah-tengah juga boleh.. Nama temannya siapa, mbak?"
"Harus pakai nama yaa?", sambil ketawa malu-malu gitu...
"Iya, itu perlu buat saya sebagai daftar peserta."
"Aduh, Mbak.. saya malu..", hah.... plissss deCCCh... hahaha...
"Hmm.. pacarnya, ya, mbak?"
"Eh.. hehehe.. belom.. baru deket aja.. Namanya Ricardo** Iya, mbak.. saya mau ngajak dia ikutan nonton sama RD. Saya boleh sekalian daftar untuk Book Club juga? Sama dia juga, mbak.."
"Ok, jadi Kine Club & Book Club mbak akan bersama mas Ricardo yaa.. ticketnya untuk 2 orang."
"Iya, mbak.. Terima kasih yaa.. Mohon didoakan saja supaya kegiatan RD ini bisa bikin saya dan dia tambah deket..", yeahhh... right.. hahaha... giling yaaa...
"Oh, ok, siapa tau setelah ini kami di RD dapet kabar baik tentang Mbak berdua.. hahahaha..", uhhhh... yuuuk.. teteeeup mancing gini gue.. hahahhaa.. ;)
"Tentu, Mbak.. Kan, demi silaturahmi Saya dan redaksi RD. Oh iya, Mbak Uthe sudah berkeluarga?"

...dan seterusnya sampai kurang lebih 30 menit...

Well, ketiga scene diatas hanya beberapa cerita aja.. macem-macem.. aneh-aneh.. yang kadang bikin gue mikir, "heeeeelllloooouuuwwww... penting ga sehhhhh?", hahahahahaha! Secara gue adalah sekretaris, maka gue harus tetap hangat & ramah dalam menjawab pertanyaan serta tanggapan mereka.. walaupun gue udah males.. huehehehehe.. Paling lama yaa waktu scene 1 itu, 1 jam boooo ngobrol di meja gue.. kupas tuntas isi RD Indonesia sampe RD Amerika.

Gue nggak menyesal sama sekali akan kejadian2 tersebut, karena cukup bisa mewarnai hari gue di kantor.. Setiap abis ada yang telp, pasti gue langsung nyamperin meja temen-temen gue dan bilang, "tau nggak siiih bo.. ada yang nelp .... bla.. bla.. bla..", huahahahahaha! Gue cerita ke boss gue dan gue bilang jangan-jangan entar ada hotline servicenya RD niiiih...

Yang scene 3, akhirnya temen-temen gue pada nemenin gue di meja registrasi, berharap bisa lihat penampakan Mbak Regina itu.. Begitu Mbak Regina masuk ruangan, spontan kita langsung senyum-senyum dan bilang, "booooo......", huahahahahahahahaha.. Tapi sayang, saat itu Mbak Regina tidak membawa pacarnya itu..

Inti dari semuanya, semenyebalkan apapun kerjaan gue di kantor, gue tetep cintaaaaaaaaa dengan profesi gue sebagai sekretaris. Motivator gue adalah Tante gue itu, she's really doing great!!!!!!!!! Mantaffffffff!!!!

Hmmm.... sekarang gimana dengan lo yang mungkin punya profesi sama seperti gue, sebagai sekretaris, ada pengalaman seru? Lo bisa berbagi cerita apa aja sama gue.. please drop me a comment.

(Tarki so good and enjoyable... It always gives you the best result.. It's my favorite academy too... Tarki.. Tarki.. Tarkiiiiiiiiii.... -lagu ospek-)


**: nama gue rubah.

No comments: