Tuesday, December 14, 2004

Napi Juga Manusia

Napi juga manusia... Punya rasa punya hati... Jangan samakan dengan pisau belati...

Minggu, 12 Desember 2004, gue dan Charity Army of Hard Rock FM Mailing List beserta pada dokter dan teman-teman lainnya merealisasikan apa yang sudah direncanakan selama beberapa bulan terakhir untuk memberikan bantuan amal berupa pengobatan kepada para narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak, Tangerang, yang rata-rata mengidap Penyakit Menular Seksual (PMS).

Pukul 07.00 WIB kita semua ngumpul di Mc D Sarinah Thamrin, gue berangkat dalam keadaan muka masih kangen kasur, bantal dan selimut. Sesampainya disana kita pada ngopi dan sarapan dulu. Tepat pukul 08.00 WIB kita berangkat menuju lokasi dengan iringan 9 mobil yang setiap mobil ada sticker [d'Hadrockaz]. Kita tiba disana kurang lebih pukul 09.15 WIB dan langsung masuk ke aula tempat dimana anak-anak itu diperiksa oleh 8 dokter.

Gue kebagian jaga meja registrasi bareng Icha dan Gadsya. Tugas gue saat itu adalah menimbang berat badan mereka dan menulisnya di form yang sudah tersedia sesuai dengan nama anak-anak tersebut. Mereka tuh masih sangat muda, rata-rata berusia 19-20 tahun. Yang paling muda berusia 13 tahun (gile yeee...) dan yang paling tua berusia 26 tahun. Badan mereka kurus-kurus dan sangat (sorry) dekil, iya sihhh... secara mereka tinggal di penjara. Rata-rata berat badan mereka sekitar 40-45 kg, paling kecil 36 kg dan paling besar 61 kg. Beberapa dari mereka saat gue timbang pada bilang gini, "Yaaa, Mbak.. Berat badan saya turun lagi nih.. Kurang gizi, yang sekarang turun 2kg." Dan gue hanya bisa sedikit menenangkan mereka dengan bilang, "Abis ini kamu harus bisa untuk naikin berat badan yaaa." Oia, ada yang berulang tahun tepat tanggal 12 Desember, tapi sayangnya kita ga bisa kasih perayaan kecil untuk dia, tapi gue yakin, dengan hadirnya Charity Army saat itu sudah bisa menjadi hadiah yang indah buat dia. Sementara, beberapa anak nggak tahu tanggal lahirnya, cuma tahu tahun lahirnya saja.

Belum selesai pemeriksaan itu, Teddy minta gue untuk ikut ibadah minggu dengan beberapa anak yang beragama Kristen & Katolik. Yang ikutan ibadah itu gue, Tina, Liza, Nona, Hendry dan Alex. Kita duduk di lantai membentuk lingkaran. Inti ibadahnya untuk mendengarkan kisah & pergumulan mereka. Sebelumnya kita nyanyi beberapa lagu dan dibuka dengan doa.

Tibalah waktu mereka untuk berbagi cerita hidupnya, berbagi cerita kenapa mereka bisa ada disitu. Kebanyakan dari mereka kena kasus narkotik, ada yang kasus pembunuhan, pencurian, bahkan ada juga yang nggak melakukan tindakan kriminal tapi ada disitu.. hahahaha.. gue aja kaget dengernya.. Namanya Nico, dia dititipin orang tuanya disitu karena mereka udah ga kuat ngurus Nico, bandelnya luar biasa dan nggak mau sekolah.

Jacky, ini adalah ke-6 kalinya masuk penjara. Yang pertama sampai kelima dia dipenjara di Ambon, yang keenam di Tangerang, karena menurut orang sana dia harus dipenjara jauh-jauh dari Ambon. Jacky menulis sebuah lagu untuk kakaknya dan dia titipkan melalui Sipir untuk disampaikan kepada kakaknya. Tapi, tanpa dia ketahui, ternyata kakaknya tewas terbunuh. Miris deh gue dengernya.. Lalu dia menyanyikan lagu yang dia tulis untuk kakaknya dan pelan-pelan air matanya menetes ke pipinya. Ternyata orang setengil dia masih punya rasa dan hati.

Lain hal lagi dengan Ubay, dia takut pulang kalau hari pembebasan dia tiba, karena lingkungan rumahnya pemakai narkoba, dia bilang, "Saya sudah sembuh, Kak.. Saya takut untuk kembali kesana karena mental saya belum kuat." Ada juga warga negara Nigeria, namanya Sony, yang berulang tahun tepat pada hari Natal, dia kena kasus narkotik. Alasan dia kenapa jadi bandar narkotik tuh begitu polos.., "Saya ingin jadi orang kaya, saya ingin seakan-akan Megawati itu dibawah kuasa saya!" It means, kita harus berhati-hati dalam berobesesi terhadap sesuatu, jangan terjebak pada nafsu sendiri. Hmmm... masih banyak cerita mereka, tapi nggak mungkin gue tulis disini satu-satu, panjang euy..

Keinginan untuk mengunjungi LP tuh udah dari gue SMA kelas III, pas mau bikin tugas akhir. Gue ngajuin tema "Kehidupan Sosial di Balik Terali Besi", tapi ternyata proses wawancaranya susah banget. Sampai akhirnya gue diizinkan yang di Atas untuk berpartisipasi bersama Charity Army, gue sangat excited!!! Sampe gue bela-belain nggak ketemu Rony, hehehe!

Melihat kondisi mereka hati gue merasa bahwa betapa beruntungnya gue dan orang-orang yang di luar sana, nggak ada beban untuk mikirin nasib mereka selama 5 tahunan di penjara, dengan kondisi kebersihan yang sangat minim, dari perlakuan yang kurang baik dari "senior"nya, dari perilaku seksualnya, dll.

Pulang dari sana gue hanya bisa tersenyum puas. Senyum penuh rasa haru dan bangga, atas apa yang gue & teman-teman lakukan untuk mereka, kebarutahuan gue dengan kehidupan di Lapas, harapan yang terlihat dari mata mereka, tawa mereka saat bermain, keceriaan mereka saat bernyanyi, spontanitas mereka saat memperagakan gaya mereka pas lagi nyanyi, kisah & harapan mereka, air mata yang tanpa sengaja menetes pelan-pelan, kekhawatiran meraka untuk kembali ke rumahnya apabila bebas nanti, kebahagiaan mereka yang akan segera bebas dalam waktu dekat, konsultasi medis & pengobatan yang mereka dapatkan, keikhlasan para medis, ketangguhan Charity Army selama ini, teman-teman yang terpanggil untuk turut berpartisipasi, dan pastinya… atas izin our almighty God untuk mewujudkan charity ini.

IT WAS SO GRACEFUL!!!!!

Gue percaya, Tuhan itu maha adil, saat ini mereka ataupun kita sedang mengalami pergumulan atas kehidupan kita, tapi pada saatnya nanti Tuhan akan memberikan kebahagiaan. Kita nggak boleh nyerah atas masalah yang ada di depan mata kita, dengan begitu kita akan termotivasi untuk membuat hidup kita jauh lebih berarti di masa depan. Dibawah ini gue tulis ayat-ayat yang gue ambil dari Alkitab, Pengkhotbah 3:1-14, Segala sesuatu ada waktunya. Ayat tersebut juga gue berikan kepada anak-anak yang ikut ibadah minggu, gue bilang sama mereka, "Nanti kalian baca yaa, ayat-ayat ini bagus sekali!" Gue menyampaikan itu dengan harapan supaya mereka tetap melihat kedepan, bahwa ada saatnya mereka akan berhasil dan menjalankan hidupnya lebih baik.

Pengkhotbah 3:1-14
3:1. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;

3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?

3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.

3:11. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

3:12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.

3:13 Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

3:14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.

No comments: