Manusia selalu merasa menguasai alam. Manusia melihat alam ini sebagai tantangan untuk ditaklukkan. Walau betapa kecil ukuran manusia dibandingkan dengan luasnya alam, kerakusan dan ketamakan manusia telah membuat kerusakan alam dimana-mana, sedikit demi sedikit, tetapi makin lama makin cepat.
Bumi dilubangi untuk diambil isinya, hewan dibunuh untuk kesenangan atau ditangkapi untuk tontonan. Tanaman dibabat untuk digantikan dengan barang-barang buatan manusia. Langit, sungai, dan samudra secara perlahan ikut dirusak oleh senyawa-senyawa siptaan. Bahkan satu manusia meniadakan manusia lain demi sebuah kejayaan yang tidak jelas bentuknya. Dan hasil dari itu semua juga lahir berhala-berhala baru.
Sampai kapankah manusia sadar akan kesalahan yang terus berjalan ini?
Alam nan bijaksana sudah memperingatkan dengan berbagai tanda, dari yang kecil sampai yang besar. Namun, berapa gelintirkah manusia yang tahu bahasa alam? Sampai kapan ketamakan dan kebebalan masih harus berlangsung?
Lewat bencana, alam mencoba berbicara dan memberi tanda. Namun, bencana bisa jadi bukan apa-apa bagi yang bebal dan buta.
Ya Tuhan, semoga bencana ini hanya sekedar peringatan. Betapa kami takut akan hukuman dari-Mu...
(Tulisan Arbain Rambay yang gue kutip dari Harian Pagi Kompas)
Bumi dilubangi untuk diambil isinya, hewan dibunuh untuk kesenangan atau ditangkapi untuk tontonan. Tanaman dibabat untuk digantikan dengan barang-barang buatan manusia. Langit, sungai, dan samudra secara perlahan ikut dirusak oleh senyawa-senyawa siptaan. Bahkan satu manusia meniadakan manusia lain demi sebuah kejayaan yang tidak jelas bentuknya. Dan hasil dari itu semua juga lahir berhala-berhala baru.
Sampai kapankah manusia sadar akan kesalahan yang terus berjalan ini?
Alam nan bijaksana sudah memperingatkan dengan berbagai tanda, dari yang kecil sampai yang besar. Namun, berapa gelintirkah manusia yang tahu bahasa alam? Sampai kapan ketamakan dan kebebalan masih harus berlangsung?
Lewat bencana, alam mencoba berbicara dan memberi tanda. Namun, bencana bisa jadi bukan apa-apa bagi yang bebal dan buta.
Ya Tuhan, semoga bencana ini hanya sekedar peringatan. Betapa kami takut akan hukuman dari-Mu...
(Tulisan Arbain Rambay yang gue kutip dari Harian Pagi Kompas)
Banda Aceh, dari satelit, sebelum dan sesudah badai tsunami.
Foto CNN.com
Kondisi kota Meulaboh setelah tsunami.
Foto Liputan6.com
Masjid Baiturrahman, Aceh, tetap kokoh berdiri.
Foto Liputan6.com
Sebagian dari korban bencana tsunami.
Foto BBC Indonesia
Data korban bencana tsunami sampai dengan 31 Desember 2004.
Foto Liputan 6.com
3 comments:
Great work!
[url=http://gwlssbkj.com/kitu/oepb.html]My homepage[/url] | [url=http://eidakklf.com/tfsi/lhaa.html]Cool site[/url]
Well done!
http://gwlssbkj.com/kitu/oepb.html | http://jshicdsl.com/cfcx/nxck.html
I then pay thebill and we move from the eating side of the bar to the barstools. MCCULLAGH Isnt it true that the project was scrapped.
free erotic porn stories
interracial romance stories
nifty stories celebrity
true gay teen sex stories
horse porn stories
I then pay thebill and we move from the eating side of the bar to the barstools. MCCULLAGH Isnt it true that the project was scrapped.
Post a Comment